Friday, March 27, 2015
Wednesday, March 18, 2015
Reklamasi Bukan Karya yang Tabu
Reklamasi pantai telah dilaksanakan di berbagai tempat di dalam, maupun luar negeri diantaranya adalah:
Beberapa Pelaksanaan Reklamasi di Indonesia:
- Bandara Kansai, Jepang – Reklamasi di buat di tengah laut, dan lahan seluas 10 km2 ini digunakan sebagai Bandara Internasional Jepang.
- Sea Landfill Phoenix Centre, Osaka Jepang, Lahan Reklamasi ini dibuat untuk pengolahan limbah terpadu.
- Tokyo Bay Landfill, Lahan Reklamasi ini juga di buat untuk pengolahan limbah terpadu.
- Incheon – Korea Selatan, Lahan Reklamasi ini merupakan daerah pengembangan yang dilakukan pemerintah Korea Selatan. Lahan ini digunakan sebagai Bandara Internasional Incheondan pembangunan kawan Industri di kawasan Incheon.
- Semakau Landfill, Singapura. Lahan digunakan sebagai pengeolahan limbah di Singapura. Selain itu Area ini digunakan sebagai konservasi flora dan fauna juga sebagai daerah rekreasi.
- Dubai, Negara ini menjadi reklamasi sebagai megaproject dalam pengembangan kawasan hunian. Terdapat 4 proyek Reklamasi yaitu : The Palm Jeber Ali, Deira, Jumairah, dan The World.
- Tianjin – China, tujuan dari Reklamasi lahan di daerah Tianjin adalah untuk memenuhi efisiensi lahan yang dirasa sudah menggangu di daerah daratan. Pemerintah China membangun Reklamasi ini untuk memenuhi kebutuhan pengembangan daerah Industri, Pelabuhan dan Free Trade Zone.
- Linggang New City Project, Shanghai, China, Lahan reklamsi seluas 133.2 km2 ini merupakan proyek pengembangan daerah bisnis terpadu di daerah Shanghai. Kawasan Industri, pelabuhan dan Bandara dibangun untuk menunjang peningkatan pesat perekonomian di China.
Beberapa Pelaksanaan Reklamasi di Indonesia:
- Kawasan Teluk Jakarta, Pengembangan yang sudah ada saat ini adalah pengembangan kawasan Hunian Real Estate.
- Mamuju, Sulawesi Barat - 8.3 Hektar lahan Reklamasi pantai Mamuju juga bertujuan untuk mempercantik kota karena di sekitar reklamasi pantai akan dibangun jalan dua jalur di sampingdibangun fasilitas pelayanan publik. Diharapkan dari adanya pembangunan fasilitas publik lainnya juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi Mamuju, misalnya proyek pembangunan pusat jajan serba ada (pujasera), pusat bisnis, perumahan dan kantor, mall dan pusta perbelanjaan, serta area pengembangan Hotel.
- Denpasar, Bali – Reklamasi seluas 380 Ha ini bertujuan untuk menghubungkan gugusan Pulau Serangan. Namun konsekuensi dari penggabungan gugusan tersebut kini dirasan masyarakat sekitar dari aspek Lingkungan, Budaya, hingga Sosial.
- Manado, Sulawesi Utara - Adanya reklamasi pantai di Kota Manado yang dikembangkan sebagai kawasan fungsional dengan pola super blok dan mengarah pada terbentuknya Central Business District (CBD)
- Semarang – Reklamasi di daerah pesisir pantai semarang ini digunakan untuk perluasa lahan aratan yang digunakan sebagai lahan perekonomian dan bisnis di kawasan tersebut. Reklamasi ini juga untuk menyangga daerah daratan yang terus mengalami penurunan tinggi permukaan tanah.
- Tanggerang – Pemerintah Kota Tanggerang akan menambah sekitar 7500 hektar lahan daratan. eklamasi ini akan menjadi megaproject dari Pemkot Tanggerang, Pembangunan kawasan terpadu seperti bisnis, hunian, wisata akan menjadi daya tarik tersendiri. akan ada 6 pulau reklamasi yang akan dibuat.
- Makassar - Makasar sebagai titik tengah pembangunan Indonesia. Di kawasan Center Point of ndonesia, dengan luas total 600 hektar ini, nantinya akan dibangun pusat bisnis dan pemerintahan, kawasan hiburan, hotel hotel kelas dunia yang dilengkapi dengan lapangan golf dengan view ke laut lepas, hampir serupa dengan apa yang dibangun melalui rencana reklamasi pantai utara di Jakarta.
- Ternate - keterbatasan lahan bagi pengembangannya maka kegiatan reklamasi pantai sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan perekonomian dan pengembangan Kota Ternate penambahan luas lahan di wilayah pesisir Kota Ternate yaitu sebesar 9.7 Ha yang berdasarkan fungsi dan jenis fasilitas yang sudah dibangun kawasan komersial yang sudah mengisi lahan reklamasi pantai.
Manfaat Reklamasi bagi Bali
Manfaat Reklamasi bagi Bali
Oleh Made Nariana
PRO –kontra reklamasi terus berlangsung di Bali, khususnya terkait dengan rencana pembangunan di Teluk Benoa. Ada usaha terstruktur, sistematis dan massif (TSM) – mengarahkan masyarakat supaya menolak reklamasi. Padahal tidak semua masyarakat memahami, apa dan bagaimana manfaat reklamasi.
Selama ini masyarakat dijejali dengan informasi bahwa reklamasi itu jelek, buruk tidak menguntungkan. Oleh karena itu harus ditolak! Mereka hanya ikut-ikutan, atas dasar kepentingan pribadi penuh dengan perasaan cemburu, sentimen dan sakit hati. Jangan-jangan juga karena ada yang mensponsori. Sebab saya tahu, sebelumnya ada beberapa perusahaan yang ingin melakukan reklamasi di Teluk Benoa.
Informasi lain yang patut dipercaya juga mengatakan bahwa ide reklamasi Teluk Benoa sudah dikonsep sejak lama. Sejak PDIP sendiri berkuasa di zaman Ibu Megawati Soerkarno Putri, dengan dukungan elite PDIP Bali saat itu. Pertimbangannya, tentu karena idenya baik dan membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Manfaat Reklamasi
Reklamasi pantai sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan lahan perkotaan menjadi kemutlakan karena semakin sempitnya wilayah daratan. Kebutuhan dan manfaat reklamasi dapat dilihat dari aspek tata guna lahan, aspek pengelolaan pantai dan ekonomi. Tata ruang suatu wilayah tertentu kadang membutuhkan untuk direklamasi agar dapat berdaya dan hasil guna.
Untuk pantai yang diorientasikan bagi pelabuhan, industri, wisata atau pemukiman yang perairan pantainya dangkal wajib untuk direklamasi agar bisa dimanfaatkan. Teluk Benoa termasuk kawasan yang mengalami pemdangkalan.
PRO –kontra reklamasi terus berlangsung di Bali, khususnya terkait dengan rencana pembangunan di Teluk Benoa. Ada usaha terstruktur, sistematis dan massif (TSM) – mengarahkan masyarakat supaya menolak reklamasi. Padahal tidak semua masyarakat memahami, apa dan bagaimana manfaat reklamasi.
Selama ini masyarakat dijejali dengan informasi bahwa reklamasi itu jelek, buruk tidak menguntungkan. Oleh karena itu harus ditolak! Mereka hanya ikut-ikutan, atas dasar kepentingan pribadi penuh dengan perasaan cemburu, sentimen dan sakit hati. Jangan-jangan juga karena ada yang mensponsori. Sebab saya tahu, sebelumnya ada beberapa perusahaan yang ingin melakukan reklamasi di Teluk Benoa.
Informasi lain yang patut dipercaya juga mengatakan bahwa ide reklamasi Teluk Benoa sudah dikonsep sejak lama. Sejak PDIP sendiri berkuasa di zaman Ibu Megawati Soerkarno Putri, dengan dukungan elite PDIP Bali saat itu. Pertimbangannya, tentu karena idenya baik dan membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Manfaat Reklamasi
Reklamasi pantai sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan lahan perkotaan menjadi kemutlakan karena semakin sempitnya wilayah daratan. Kebutuhan dan manfaat reklamasi dapat dilihat dari aspek tata guna lahan, aspek pengelolaan pantai dan ekonomi. Tata ruang suatu wilayah tertentu kadang membutuhkan untuk direklamasi agar dapat berdaya dan hasil guna.
Untuk pantai yang diorientasikan bagi pelabuhan, industri, wisata atau pemukiman yang perairan pantainya dangkal wajib untuk direklamasi agar bisa dimanfaatkan. Teluk Benoa termasuk kawasan yang mengalami pemdangkalan.
Terlebih kalau di area pelabuhan, reklamasi menjadi kebutuhan mutlak untuk pengembangan fasilitas pelabuhan, tempat bersandar kapal, pelabuhan peti-peti kontainer, pergudangan dan sebagainya. Dalam perkembangannya pelabuhan ekspor – impor saat ini menjadi area yang sangat luas dan berkembangnya industri karena pabrik, moda angkutan, pergudangan yang memiliki pangsa ekspor – impor lebih memilih tempat yang berada di lokasi pelabuhan karena sangat ekonomis dan mampu memotong biaya transportasi.
Aspek perekonomian adalah kebutuhan lahan akan pemukiman, semakin mahalnya daratan dan menipisnya daya dukung lingkungan di darat menjadikan reklamasi sebagai pilihan bagi negara maju atau kota metropolitan dalam memperluas lahannya guna memenuhi kebutuhan akan pemukiman. Fungsi lain adalah mengurangi kepadatan yang menumpuk di kota dan meciptakan wilayah yang bebas dari penggusuran karena berada di wilayah yang sudah disediakan oleh pemerintah dan pengembang, tidak berada di bantaran sungai maupun sempadan pantai. Aspek konservasi wilayah pantai, pada kasus tertentu di kawasan pantai karena perubahan pola arus air laut mengalami abrasi, akresi sehingga memerlukan pembuatan Groin (pemecah ombak) atau dinding laut sebagai mana yang dilakukan di daerah Ngebruk Mankang Kulon. Reklamasi dilakukan di wilayah pantai ini guna untuk mengembalikan konfigurasi pantai yang terkena abrasi kebentuk semula.
Aspek perekonomian adalah kebutuhan lahan akan pemukiman, semakin mahalnya daratan dan menipisnya daya dukung lingkungan di darat menjadikan reklamasi sebagai pilihan bagi negara maju atau kota metropolitan dalam memperluas lahannya guna memenuhi kebutuhan akan pemukiman. Fungsi lain adalah mengurangi kepadatan yang menumpuk di kota dan meciptakan wilayah yang bebas dari penggusuran karena berada di wilayah yang sudah disediakan oleh pemerintah dan pengembang, tidak berada di bantaran sungai maupun sempadan pantai. Aspek konservasi wilayah pantai, pada kasus tertentu di kawasan pantai karena perubahan pola arus air laut mengalami abrasi, akresi sehingga memerlukan pembuatan Groin (pemecah ombak) atau dinding laut sebagai mana yang dilakukan di daerah Ngebruk Mankang Kulon. Reklamasi dilakukan di wilayah pantai ini guna untuk mengembalikan konfigurasi pantai yang terkena abrasi kebentuk semula.
Sebagaimana saya kutip dari laman internet, perencanaan dan studi harus mendalam perihal Pekerjaan Reklamasi seperti: (Indonesia Water Institute. 2012)
1. Pengendalian Dampak Negatif Lingkungan – Campur tangan manusia terhadap alam akan berimbas kepada ekosistem yang ada di laut sebelumnya, maka perlu dilakukannya pencegahan dampak meluas akibat reklamasi ini. Salah satu contoh: ketika Reklamasi Pantai Indah Kapuk selesai, maka persoalan muncul, ketika jalan Tol Sedyatmo (Tol Bandara) mengalami banjir beberapa pendapat dikarenakan limpasan dari area Pantai Indah Kapuk.
2. Supply Air dan Energy – Air dan Energy akan dibutuhkan di daerah pengembangan termasuk juga di daerah rekalamasi, dari sini perencana harus memperhitungkan betul dari mana sumber energy dan listrik. Contoh kasus : bandara Kansai, Jepang, menggunakan Energi Listrik dari Angin untuk memenuhi kebutuhan listrik.
3. Transportasi yang Terintegrasi – Pengembangan daerah akan berdampak pada arus transportasi di daerah akan meningkat, maka daerah utama dan daerah reklamasi harus diperhitungkan arus transportasi agar menghindari kemacetan karena tidak adanya integrasi dari daerah reklamasi dan daerah utama (daerah asli) . Contoh : Reklamasi di Incheon sebagai Bandara Internasional Korea Selatan, di bangun 3 moda transportasi yaitu, Jalan raya, Kereta, dan Subway untuk menghindari stagnan arus transportasi.
4. Tata Ruang dan Wilayah – Hal ini tidak terlepas dari awal perencanaan dari Reklamasi. Lahan hasil reklamasi akan digunakan sesuai kebutuhan maka master plan tata ruang dan wilayah harus benar- benar dikerjakan dan diawasi pelaksanaannya. Hal ini menghindari penyebaran daerah kumuh / tak tertata dari sebuah kawasan.
5. Struktur Lapisan Tanah Reklamasi – Hal ini merupakan syarat utama dari ketahanan struktur. Kekuatan lahan reklamasi terhadap abrasi dan beban bangunan di atasnya harus diperhitungkan agar tidak terjadi kerugian yang besar.
Pengalaman Bali
Bali sendiri sudah banyak melakukan reklamasi. Pembangunan Bandara Ngurah Rai, pembangunan pelabuhan Benoa sendiri adalah buah hasil reklamasi. Sejumlah pantai di Bali, apakah Bali Selatan dan Bali Utara juga banyak reklamasi. Kalau tidak demikian, pulau Bali sudah semakin mengecil digerus ombak yang semakin ganas.
Lalu mengapa sekarang orang ribut soal reklamasi Teluk Benoa? Saya melihat hanya persoalan rezeki. Karena hujan tidak merata, muncul beberapa persoalan antara lain: Pertama; ada sejumlah perusahaan ingin melakukan hal yang sama, sehingga yang tidak mendapat berusaha menghalangi (malah balik menolak reklamasi). Kedua; ada pihak-pihak yang ingin terlibat sebagai bagian yang terkait dalam proyek itu. Karena tidak terakomodasi berusaha memprovokasi orang lain supaya menolaknya. Ketiga; hanya sekadar ingin menggagalkan ide orang lain yang membuat Bali lebih maju secara ekonomi, lebih bersih, rapi dan cantik khususnya ditinjau dari segi pariwisata.
Hanya dengan alasan akan merusak Bali, tidak sesuai dengan adat budaya, kekhawatiran yang berlebihan, tidak mau memandang jauh ke depan – mereka menolak reklamasi Teluk Benoa. Belum ada sejarah yang mencatat, sebuah pulau tenggelam di dunia karena reklamasi.
Belanda, Singapura, Jepang, Malaysia, Australia, Dubai (Dunia Arab), termasuk Jakarta melakukan reklamasi guna menambah obyek wisata yang menarik. Semua tanpa masalah.
Sejarah juga mencatat, pembangunan Bandara Ngurah Rai, pembangunan jalan tol di atas perairan, pembangunan underpass di Dewa Ruci Kuta, pembangunan GWK di Jimbaran, awalnya juga ditolak sejumlah LSM. Namun sekarang, malah kita bangga-banggakan sebagai obyek, sarana/prasarana pariwisata yang menarik bagi Bali. Malu kan? (narianabali1@gmail.com, wartawan dan mantan Ketua PWI Bali)
1. Pengendalian Dampak Negatif Lingkungan – Campur tangan manusia terhadap alam akan berimbas kepada ekosistem yang ada di laut sebelumnya, maka perlu dilakukannya pencegahan dampak meluas akibat reklamasi ini. Salah satu contoh: ketika Reklamasi Pantai Indah Kapuk selesai, maka persoalan muncul, ketika jalan Tol Sedyatmo (Tol Bandara) mengalami banjir beberapa pendapat dikarenakan limpasan dari area Pantai Indah Kapuk.
2. Supply Air dan Energy – Air dan Energy akan dibutuhkan di daerah pengembangan termasuk juga di daerah rekalamasi, dari sini perencana harus memperhitungkan betul dari mana sumber energy dan listrik. Contoh kasus : bandara Kansai, Jepang, menggunakan Energi Listrik dari Angin untuk memenuhi kebutuhan listrik.
3. Transportasi yang Terintegrasi – Pengembangan daerah akan berdampak pada arus transportasi di daerah akan meningkat, maka daerah utama dan daerah reklamasi harus diperhitungkan arus transportasi agar menghindari kemacetan karena tidak adanya integrasi dari daerah reklamasi dan daerah utama (daerah asli) . Contoh : Reklamasi di Incheon sebagai Bandara Internasional Korea Selatan, di bangun 3 moda transportasi yaitu, Jalan raya, Kereta, dan Subway untuk menghindari stagnan arus transportasi.
4. Tata Ruang dan Wilayah – Hal ini tidak terlepas dari awal perencanaan dari Reklamasi. Lahan hasil reklamasi akan digunakan sesuai kebutuhan maka master plan tata ruang dan wilayah harus benar- benar dikerjakan dan diawasi pelaksanaannya. Hal ini menghindari penyebaran daerah kumuh / tak tertata dari sebuah kawasan.
5. Struktur Lapisan Tanah Reklamasi – Hal ini merupakan syarat utama dari ketahanan struktur. Kekuatan lahan reklamasi terhadap abrasi dan beban bangunan di atasnya harus diperhitungkan agar tidak terjadi kerugian yang besar.
Pengalaman Bali
Bali sendiri sudah banyak melakukan reklamasi. Pembangunan Bandara Ngurah Rai, pembangunan pelabuhan Benoa sendiri adalah buah hasil reklamasi. Sejumlah pantai di Bali, apakah Bali Selatan dan Bali Utara juga banyak reklamasi. Kalau tidak demikian, pulau Bali sudah semakin mengecil digerus ombak yang semakin ganas.
Lalu mengapa sekarang orang ribut soal reklamasi Teluk Benoa? Saya melihat hanya persoalan rezeki. Karena hujan tidak merata, muncul beberapa persoalan antara lain: Pertama; ada sejumlah perusahaan ingin melakukan hal yang sama, sehingga yang tidak mendapat berusaha menghalangi (malah balik menolak reklamasi). Kedua; ada pihak-pihak yang ingin terlibat sebagai bagian yang terkait dalam proyek itu. Karena tidak terakomodasi berusaha memprovokasi orang lain supaya menolaknya. Ketiga; hanya sekadar ingin menggagalkan ide orang lain yang membuat Bali lebih maju secara ekonomi, lebih bersih, rapi dan cantik khususnya ditinjau dari segi pariwisata.
Hanya dengan alasan akan merusak Bali, tidak sesuai dengan adat budaya, kekhawatiran yang berlebihan, tidak mau memandang jauh ke depan – mereka menolak reklamasi Teluk Benoa. Belum ada sejarah yang mencatat, sebuah pulau tenggelam di dunia karena reklamasi.
Belanda, Singapura, Jepang, Malaysia, Australia, Dubai (Dunia Arab), termasuk Jakarta melakukan reklamasi guna menambah obyek wisata yang menarik. Semua tanpa masalah.
Sejarah juga mencatat, pembangunan Bandara Ngurah Rai, pembangunan jalan tol di atas perairan, pembangunan underpass di Dewa Ruci Kuta, pembangunan GWK di Jimbaran, awalnya juga ditolak sejumlah LSM. Namun sekarang, malah kita bangga-banggakan sebagai obyek, sarana/prasarana pariwisata yang menarik bagi Bali. Malu kan? (narianabali1@gmail.com, wartawan dan mantan Ketua PWI Bali)
GAGASAN PARIWISATA BERBASIS REVITALISASI DAN REKLAMASI
GAGASAN PARIWISATA BERBASIS REVITALISASI DAN REKLAMASI
oleh : Gede Sugianyar
Mari kita kaji sebelum memutuskan sesuatu apalagi
keputusan tersebut menjadi sorotan publik yang mengarah kepada opini-opini
negatif, bahkan anti pati dari pada masyarakat yang menerimanya sampai pada
isu-isu yang dikaitkan dengan hal-hal berbau niskala dan merusak kesucian dari
daerah atau lokasi tersebut. Masyarakat
kita khususnya masyarakat Bali adalah masyarakat yang hidupnya sebagian besar
tergantung dari gerak pariwisata yang mana sebelumnya adalah masyarakat agraris
dengan diikuti oleh perkembangan zaman berubah sangat cepat menjadi masyarakat
pelaku pariwisata dan sebagian besar masyarakatnya sudah tidak mau bahkan tidak mampu lagi untuk hidup sebagai
seorang petani. Kalau kita telaah kembali
masyarakat Bali adalah masyarakat yang sangat dinamis tapi tetap menjunjung
tinggi adat istiadatnya serta rasa panatismenya yang tinggi
untuk mempertahankan budaya-budaya leluhurnya
ini suatu bukti bahwa bentuk masyarakat yang sulit terpengaruh oleh budaya luar
apalagi dijajah oleh budaya luar, kita bisa lihat perkembangan sejarah pada
waktu penjajahan Belanda dimana bangsa Belanda baru bisa masuk Bali, setelah
menghadapi perang puputan diseluruh wilayah Bali, dan dengan masuknya Belanda
pun tidak bisa merubah tatanan atau adat istiadatnya, tapi di bidang seni
masyarakat Bali terkenal dan di akui diseluruh dunia bahkan perkembangannya
sangat inovatif dan kreatif sehingga mampu menarik perhatian masyarakat wisata
dunia dan akhirnya Bali menjadi tujuan wisata dunia. Inilah yang perlu kita
perhatikan, pertahankan, dan dikembangkan terus supaya Bali menjadi salah satu
icon dunia di bidang pariwisata, ini berarti Bali perlu
pengembangan-pengembangan sehingga tidak monotun dan tidak kalah oleh
Negara-negara tetangganya yaitu Malaysia, Thailan, Singapura, tentunya pengembangan
ini tidak merusak Ekosistem, Adat, dan Kepercayaan.
oleh : Gede Sugianyar

Bagaimana
dengan perkembangan obyek wisata berbasis Revitalisasi dan Reklamasi ?
Perlu
kita ketahui dan waspadai apa itu Revitalisasi dan Reklamasi :
Revitalisasi
yaitu tindakan untuk mengembalikan
fungsinya secara utuh, sedangkan pengertian Reklamasi adalah tindakan perluasan daratan dengan cara
penimbunan/pengurukan sehingga hasilnya timbul daratan baru. Yang menjadi
pertanyaan kita sekarang apakah reklamasi mengakibatkan rusaknya lingkungan
seperti apa yang di khawatirkan oleh masyarakat Bali, ini perlu kita cermati :
1. Apakah
reklamasi sampai merusak/membunuh pohon mangrove sekitarnya ?
2. Apakah
reklamasi bisa berakibat pindahnya abrasi ke pantai lainnya ?
3. Apakah
dengan reklamasi bisa berakibat tsunami?
4. Apakah
dengan reklamasi akan bisa merusak kesucian kawasan suci sekitarnya ?
Penjelasan:
1. Masalah mangrove, setelah ada kajian dari
beberapa ahli, dasar tanah/daratan pasang surut yang akan direklamasi secara
teori sudah tidak bisa ditanami pohon
mangrove karena wilayahnya tidak produktif, terdapat endapan lumpur, tidak ada
terumbu karang, penurunan permukaan air laut sehingga perlu direvitalisasi
aliran air laut untuk kehidupan mangrove baru.
2. Disetiap pantai lepas yang kecuraman dasar pantainya agak curam akan
memicu abrasi yang sangat kuat ini sudah hukum alam dan bahkan diseluruh pantai
selatan/laut lepas abrasi sudah terjadi beberapa puluhan tahun lalu. Sedangkan
reklamasi yang dilaksanakan di teluk benua kalau dilihat dari gambar rencana
yang ada sangat baik karena : Tidak diuruk penuh, Ada alur-alur lau, Di bentuk beberapa pulau-pulau kecil.
3. Masalah tsunami terjadi bila ada pergerakan
dasar bumi/gempa bumi dan goncangannya datang tiba-tiba dan keras sehingga air
akan ikut bergejolak tiba-tiba dan terjadilah tsunami sedangkan gerakan reklamasi
adalah terjadinya teratur dan volume yang digerakan terlalu kecil. Sehingga
sangat kecil kemungkinan terjadinya tsunami apalagi Teluk Benua adalah teluk
yang terbuka dan sangat erat hubungannya dengan laut lepas yang luas
permukaannya hampir dua pertiga luas bumi kita.
4. Masalah rusaknya kawasan suci didaerah yang
terdampak, hal ini perlu dikoordinasikan bersama-sama antar pemangku adat,
bendesa adat, yang kawasan sucinya berada didekat daerah yang akan
direklamasi,sehingga tidak menimbulkan efek-efek yang diinginkan. Menurut hemat
kami dilokasi yang akan direklamasi tidak ada kawasan sucinya.
Kalau semuanya sudah jelas dan sudah kita membicarakan
bersama-sama baik Masyarakat Adat, Pemerintahan, Investor, dan Konsultan ahli
dibidangnya barulah kita berhitung dengan untung ruginya dan pada akhirnya
apakah kita tolak atau kita dukung jangan hanya sekedar ikut-ikutan tolak reklamasi
atau dukung reklamasi.
Ingat !!!
Investor juga
sudah menghitung sangat teliti untung dan ruginya apa yang dia invetasikan,
sehingga investasinya tidak berbenturan dengan Masyarakat, Alam, Adat, dan Pemerintah
setempat. Bagi kami sebagai pelaku pariwisata sudah sangat jelas kalau investasi
yang dilakukan investor. Sesuai dengan programnya yang mana program tersebut
disamping ada unsur keuntungan bisnis juga ada unsur kepentingan nasional yaitu
untuk menarik wisatawan mancanegara yang lebih luas karena dengan terwujudnya
program tersebut Bali bisa menjadi salah satu icon dunia di bidang pariwisata
sehingga turut mendukung program pemerintah kedepan yaitu target kunjungan
wisata mencanegara. Sebanyak 19.000.000 orang di tahun 2019 ini demi untuk masa
depan anak dan cucu-cucu kita dimana setiap tahun pengangguran bertambah kalau
tanpa diikuti oleh persiapan lapangan kerja yang cukup tentu makin hari
pengangguran makin bertambah yang pada akhirnya kemiskinan akan mengancam
masyarakat Bali.
Sunday, March 15, 2015
Revitalisasi Teluk Benoa untuk Masa Depan
Sebagai
destinasi wisata dunia, Bali tak hanya menjadi target kunjungan para turis
mancanegara. Pulau yang hanya seluas 5.632,86 km2 juga menjadi incaran para
investor, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Terbaru, sebuah perusahaan
swasta berencana membangun beberapa pulau baru di sisi selatan Bali untuk
dijadikan kawasan pariwisata terpadu.
Kajian
akademis atas rencana pembangunan pulau baru itu rupanya sudah dilaksanakan
oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas
Udayana atas permintaan PT. Tirta Wahana Bali Internasional, perusahaan yang
bakal mengembangkan proyek itu.
Dalam
dokumen setebal 73 halaman, berjudul Rencana Pemanfaatan dan Pengembangan
Kawasan Perairan Teluk Benoa Bali, terungkap bahwa reklamasi rencananya
dilakukan di kawasan Teluk Benoa, tepatnya di perairan yang tak jauh dari
Tanjung Benoa. Reklamasi dimulai dari perluasan Pulau Pudut, sebuah pulau kecil
yang hanya seluas beberapa are dekat Tanjung Benoa.
Titik
rencana pembangunan itu tidak jauh dari lokasi penanaman mangrove oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dan Cristiano Ronaldo pekan lalu. Ironisnya, kawasan
Teluk Benoa meupakan satu-satunya benteng yang secara alamiah berfungsi
melindungi wilayah Bali selatan dari berbagai bencana seperti banjir, tsunami,
dan lainnya. Teluk Benoa juga merupakan muara dari sejumlah sungai besar yang
terbentang di pulau Bali, seperti Tukad Badung dan Tukad Mati.
PT Tirta
Wahana Bali Internasional merupakan perusahaan yang satu grup dengan beberapa
perusahaan pengelola Discovery Kartika Plaza hotel dan Discovery Shopping Mall
di Kuta Bali serta Hotel Borobudur di Jakarta serta pemilik sejumlah gedung,
termasuk Gedung Bursa Efek Indonesia. Dalam dokumen kajian akademik tersebut,
terungkap bahwa PT. Tirta Wahana Bali Internasional akan membangun sebuah
kawasan wisata terpadu yang dilengkapi tempat ibadah untuk lima agama, taman
budaya, taman rekreasi sekelas Disney Land, rumah sakit internasional,
perguruan tinggi, perumahan marina yang masing-masing dilengkapi dermaga yacht
pribadi, perumahan pinggir pantai, apartemen, hotel, areal komersial, hall
multifungsi, dan lapangan golf. Luasan reklamasi diperkirakan mencapai total
sekitar 400 sampai 600 hektar.
Pulau baru
itu pun direncanakan dapat diakses langsung dari jalan toll di atas perairan
yang baru saja rampung. Belakangan diketahui, jalan di atas perairan yang
menghubungkan Pelabuhan Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua itu sudah dilengkapi
taper (semacam lintasan untuk penambahan jalan) yang posisinya tepat mengarah
ke Tanjung Benoa.
Dalam
kesimpulan hasil kajian tersebut, disebutkan bahwa pada prinsipnya rencana
pemanfaatan Teluk Benoa itu bisa diteruskan. Disebutkan bahwa dari aspek
teknis, reklamasi Teluk Benoa akan bisa mengurangi dampak bencana alam tsunami,
kerusakan fisik pantai (erosi dan abrasi), menambah sarana di wilayah pesisir
dan pulau pulau kecil (WP3K) serta mengurangi kemacetan di Bali Selatan.
Dari aspek
lingkungan, reklamasi dinyatakan akan bisa mengurangi kerusakan ekosistem
pesisir (mangrove dan padang lamun). “Reklamasi Teluk Benoa dapat dilakukan
tanpa merusak lingkungan. Bahkan sebaliknya, reklamasi dapat dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan dalam hal ini kualitas air
laut dan udara di Tanjung Benoa,” tertulis dalam kesimpulan kajian itu.
Dari aspek
sosial budaya, pengembangan kawasan reklamasi diklaim akan bisa melestarikan
nilai nilai budaya Bali dan pemberdayaan adat setempat.
Gubernur
Bali Made Mangku Pastika ketika dikonfirmasi pada Sabtu pekan lalu, mengakui
adanya rencana pembangunan pulau baru itu. Meski demikian, Pastika masih enggan
bersikap, meski sejumlah lembaga swadaya masyarakat mendesak agar Pastika tegas
menolak rencana reklamasi tersebut.
“Dengar dulu
apa yang mau dibuat. Jangan serta merta menolak. Mari kita dengar dulu mereka,
mau bikin apa. Kalau ternyata bagus, menguntungkan Bali, tidak merusak Bali,
tetap menjaga adat istiadat budaya alam Bali, bisa memberi kesejahteraan kepada
kita, kenapa tidak? Tapi kalau jelas jelas akan merusak alam Bali, merusak
budaya, merugikan kita, ya harus ditolak,” kata Pastika.
“Lebih baik
kita jangan serta merta, kalau dengar apa, langsung tolak. Mari kita dengarkan
dulu. Orang nanti alergi mau datang ke Bali. Kita memerlukan lho, orang yang
mau investasi di Bali. Apakah itu orang Bali, apakah itu orang Indonesia, atau
pihak asing sepanjang tidak merusak alam Bali, tidak merusak adat istiadat budaya
kita dan tidak merusak nama Bali di dunia, dan tidak melanggar hukum,” Pastika
menambahkan.
Pastika
menyatakan pihaknya akan membuka ruang berdiskusi yang melibatkan akademisi,
tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat lainnya sebelum memutuskan
menolak atau mengizinkan reklamasi. “Kalau mereka ingin menyelamatkan Bali,
kenapa tidak? Sekarang ini ada global warming lho, air laut naik. Kalau
misalnya orang nanam mangrove bagus, jadi beltnya Bali, kenapa tidak boleh?
Janganlah kita terus apriori. Saya rasa sudah waktunya kita untuk berdiskusi,
berdialog. Jangan terus apa-apa, tolak. Itu gak baik,” kata dia.
Pastika
membantah pihaknya tidak peduli pada kondisi alam Bali.”Saya gubernur, tentu
tidak mau Bali dirusak. Saya yang tanggung jawab,” kata dia.
Pastika
justru menilai reklamasi dapat menjadi solusi untuk menekan konversi lahan
pertanian menjadi sarana pariwisata seperti terjadi selama ini. “Misalnya,
daripada pakai sawah, kenapa nggak kita tambah luas pulau kita. Singapura bikin
begitu kok. Hongkong bikin begitu. Singapura itu makin hari makin gede lho. Apa
rusak? enggak,” kata dia.
Wednesday, March 11, 2015
Tokoh Adat Gelar Sembahyang Dukung Revitalisasi
INILAHCOM,
Jakarta - Tokoh masyarakat dan ketua adat se-Bali, Kamis (5/3) kemarin
menggelar sembahyang di lima Pura demi mendukung Revitalisasi Teluk
Benoa. Hal itu dilakukan dalam rangka memohon petunjuk pada yang maha
kuasa agar rencana revitalisasi diberi kemudahan.
"Sebanyak 120 orang perwakilan tokoh adat dari seluruh daerah di Bali, dari Jemprana, Tabanan, Gianyar, Karang Asem, Singaraja dan lain-lain sembahyang kepada Tuhan di 5 Pura. Kami meminta kepada Tuhan agar Revitalisasi Teluk Benoa segera terrealisasi," ujar Tokoh masyarakat Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Ranten saat dihubungi, Jumat (6/3/2015).
Menurutnya, meski pembangunan tersebut sudah direncanakan, namun hal itu tetap harus petunjuk sang pencipta. Sehingga dilakukan sembahyang diharapkan agar pemerintah tidak lagi menunda-nunda realisasi revitalisasi Teluk Benoa.
"Segera saja laksanakan lewat PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) biar cepat selesai, masak sudah dua tahun ini belum juga dimulai," katanya.
Ranten mengatakan, ia bersama 3 juta masyarakat Bali mengaku siap mengawal dan menjamin keamanan pelaksanaan proyek Revitalisasi Teluk Benoa.
"Pemerintah tidak perlu khawatir dengan aksi demo segelintir masyarakat yang menolak. Demo itu sudah lewat, masak orang demo cuma 4 orang," katanya.
Tokoh masyarakat Bali lainnya, Made Derik mengatakan, Revitalisasi Teluk Benoa merupakan program yang bagus. Bukan hanya bagi masyarakat Bali saat ini, tapi juga generasi mendatang.
"Bukan hanya bagi kita sekarang ini manfaatnya, tapi juga anak cucu kita nanti. Secara langsung akan membuka lapangan kerja baru dan penyerapan tenaga kerja masyarakat Bali," katanya.
Made mengaku, anggotanya yang tersebar disemua kabupaten di Bali hingga sekarang turun langsung ke lapangan. Mereka terus mensosialisasikan rencana revitalisasi tersebut.
Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 51/2014 yang membolehkan dilakukan revitalisasi di Teluk Benoa. Dari luas perairan Teluk Benoa yang seluas +/- 1400 hektare, area yang akan direklamasi seluas 700 hektare (50 persen), dan hanya 400 hektare (28,5 persen) yang akan dikembangkan sebagai pusat-pusat wisata yang baru.
Sisanya seluas 300 hektare beserta peraira Teluk Benoa akan didedikasikan untuk ruang terbuka hijau dan fasilitas sosial serta fasilitas umum (fasos fasum). Studi kelayakan bersama yang dilakukan IPB, ITB, UGM, ITS dan Unhas juga menghasilkan kesimpulan, kawasan Teluk Benoa dapat direvitalisasi.[ris]
"Sebanyak 120 orang perwakilan tokoh adat dari seluruh daerah di Bali, dari Jemprana, Tabanan, Gianyar, Karang Asem, Singaraja dan lain-lain sembahyang kepada Tuhan di 5 Pura. Kami meminta kepada Tuhan agar Revitalisasi Teluk Benoa segera terrealisasi," ujar Tokoh masyarakat Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Ranten saat dihubungi, Jumat (6/3/2015).
Menurutnya, meski pembangunan tersebut sudah direncanakan, namun hal itu tetap harus petunjuk sang pencipta. Sehingga dilakukan sembahyang diharapkan agar pemerintah tidak lagi menunda-nunda realisasi revitalisasi Teluk Benoa.
"Segera saja laksanakan lewat PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) biar cepat selesai, masak sudah dua tahun ini belum juga dimulai," katanya.
Ranten mengatakan, ia bersama 3 juta masyarakat Bali mengaku siap mengawal dan menjamin keamanan pelaksanaan proyek Revitalisasi Teluk Benoa.
"Pemerintah tidak perlu khawatir dengan aksi demo segelintir masyarakat yang menolak. Demo itu sudah lewat, masak orang demo cuma 4 orang," katanya.
Tokoh masyarakat Bali lainnya, Made Derik mengatakan, Revitalisasi Teluk Benoa merupakan program yang bagus. Bukan hanya bagi masyarakat Bali saat ini, tapi juga generasi mendatang.
"Bukan hanya bagi kita sekarang ini manfaatnya, tapi juga anak cucu kita nanti. Secara langsung akan membuka lapangan kerja baru dan penyerapan tenaga kerja masyarakat Bali," katanya.
Made mengaku, anggotanya yang tersebar disemua kabupaten di Bali hingga sekarang turun langsung ke lapangan. Mereka terus mensosialisasikan rencana revitalisasi tersebut.
Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 51/2014 yang membolehkan dilakukan revitalisasi di Teluk Benoa. Dari luas perairan Teluk Benoa yang seluas +/- 1400 hektare, area yang akan direklamasi seluas 700 hektare (50 persen), dan hanya 400 hektare (28,5 persen) yang akan dikembangkan sebagai pusat-pusat wisata yang baru.
Sisanya seluas 300 hektare beserta peraira Teluk Benoa akan didedikasikan untuk ruang terbuka hijau dan fasilitas sosial serta fasilitas umum (fasos fasum). Studi kelayakan bersama yang dilakukan IPB, ITB, UGM, ITS dan Unhas juga menghasilkan kesimpulan, kawasan Teluk Benoa dapat direvitalisasi.[ris]
REVITALISASI TELUK BENOA
oleh: Wayan Wiratmaja
Dalam kisah Ramayana yang salah satu merupakan bagian dari VEDA kitab suci
agama Hindu ( Ithiasa ) sudah gamblang dan jelas memberikan lampu hijau bagi
umat manusia melakukan REKLAMASI untuk sebuah tujuan mulia, apalagi untuk
kemaslahatan orang banyak, jangan hanya menonton dan menggonggong sebaiknya
semeton Bali ikut terlibat dalam Perencanaan, Pengawasan dan sebagai Kontrol,
agar apa yang Rekomendasikan oleh DPRD Bali periode 2009-2014, sudah melahirkan
SK Gubernur kemudian Peraturan Mentri Kelautan dan terakhir Perpres 51 Tahun
2014, agar berjalan sesuai perencanaan nantinya dapat bermanfaat guna bagi anak
cucu Bali dan Indonesia kedepannya .
Saya sangat menghormati semua pendapat yang berkembang, dan sebagai Warga
Negara yang baik sebaiknya mempertimbangkannya secara bijak, termasuk mengkaji
secara komprehensif bersama pihak-pihak terkait, seperti DPRD dan para pakar di
bidangnya, serta melalui kajian-kajian lainnya yang ilmiah dan obyektif.
Sebagai contoh, setiap tahunnya lulusan perguruan tinggi
negeri dan swasta lainnya di Bali yang berjumlah sekitar 40 buah, yang
meluluskan mahasiswanya ribuan orang setiap tahun, bahkan ada perguruan tinggi
yang melaksanakan wisuda dua sampai tiga kali dalam setahun. Dapat dihitung
berapa lulusan perguruan tinggi yang berpotensi menganggur bertambah setiap
tahun. Demikian pula lulusan SMA/SMK yang tidak melanjutkan ke perguruan
tinggi, mereka adalah angkatan mendapatkan pekerjaan. Semoga TWBI dapat memberikan solusi kedepannya kerja
potensial yang belum tentu semuanya
Subscribe to:
Posts (Atom)