Oleh: Pretty Backpacker
Sebagaimana bidang produksi lainnya,
bidang pariwisata perlu selalu melakukan pengembangan. Tak terkecuali
bagi daerah dimana potensi wisatanya sudah terhitung unggul. Dalam satu
bulan ini, beberapa media menampilkan artikel mengenai pengembangan
pariwisata di beberapa daerah di Asia.
Pada
artikel di kompas.com pada pertengahan Desember lalu menerangkan bahwa
Jepang merasa khawatir akan industry pariwisatanya. Jepang mengundang
beberapa pakar internasional untuk belajar mengenai berbagai hal dalam
pengembangan pariwisata. Selain itu, Jepang juga merasa sector MICE di
Negara itu masih perlu dikembangkan. Padahal pada tahun 2013 Tokyo
berada di urutan ketujuh dari semua kota di Asia Pasifik yang paling
sering mengadakan pertemuan internasional. Pada periode yang sama Bali
menempati urutan kesebelas.
Changi,
bandara Singapura yang sudah diakui sebagai salah satu bandara
terkemuka dunia pun terus melakukan inovasi. Kompas.com pada pertengahan
Desember lalu menjelaskan bahwa Changi pun merasa perlu melakukan
pembaharuan dengan membangun megaproyek Jewel, sebuah megastruktur
setinggi 10 lantai dengan 5 lantai di bawah tanah dan 5 lantai di atas
tanah. Didalamnya terdapat hutan terasering, air terjun dalam ruangan,
berbagai taman, pusat hiburan, serta toko. Megaproyek ini ditujukan
untuk menjaring lebih banyak wisatawan untuk menyambangi Changi,
terutama wisatawan Indonesia.
Sementara
itu, daerah wisata lain yang belum terkenal pun terus mengejar dengan
menambah destinasi wisatanya. Johor, kota di Malaysia yang paling dekat
dengan Singapura ini juga bergerak untuk menjadi tujuan wisata di Asia.
Setelah tahun 2012 membuat Legoland, Johor membuat lokasi wisata belanja
kelas internasioal yaitu Johor Premium Outlets (JPO). Merk-merk
terkenal yang berada di pusat belanja ini antara lain Armani, Aigner, Burberry, Braun Buffel, Polo, Guess, Hugo, Sacoor, Versace, Victoria’s Secret dan masih banyak lagi.
Mall ini merupakan bangunan dua lantai yang melebar ke samping dan
ditata dengan asri dan santai. Lokasi ini juga dilengkapi dengan
restoran dan taman bermain untuk anak.
Melihat
usaha inovasi yang dilakukan daerah-daerah lain, Bali sudah seharusnya
mempertimbangkan untuk melakukan inovasi destinasi wisata. Dan pada
kenyataannya, pariwisata Bali saat ini mengalami penurunan. Length of
stay serta spending power wisatawan yang mengunjungi Bali menurun.
Sementara itu sudah 20 tahun tidak ada inovasi pariwisata di pulau Bali.
Selama ini Bali sudah dikenal sebagai destinasi untuk wisata alam dan
budaya. Ga ada tandingannya deh kalau ingin mencari wisata alam, dari
hijaunya gunung hingga birunya lautan dapat dinikmati di Pulau Dewata
ini. Berbagai sisi adat budaya Bali yang hanya ada satu di dunia pun
dapat dinikmati. Perlu ada destinasi wisata inovatif yang dapat
menawarkan hal berbeda dari yang sudah ada selama ini.
Revitalisasi
Teluk Benoa menjadi harapan baru sebagai destinasi wisata inovatif
berkelas internasional. Sebuah kota diatas air akan menawarkan sensasi
berbeda bagi wisatawan yang berkunjung. Dengan menggabungkan inovasi
teknologi green development dan adat budaya Bali akan menjadikan Teluk
Benoa sebagai destinasi terbaik di Asia.
Di
Teluk Benoa ini akan dibangun resort internasional (eco resort) semacam
Palm Jumeirah di Dubai. Pusat eksibisi berkelas internasional yang
mampu mengadakan pertunjukan seni internasional, semacam Sidney Opera
House, juga akan dibangun di sini. Botanical garden sebagai penyeimbang
ekosistem juga menjadi salah satu prioritas pembangunan di area ini.
Tempat ini akan menjadi ikon baru bagi pariwisata Bali dan menjadi
alternatif tambahan bagi tujuan wisata Bali.
Salah
satu keunggulan pada proyek Revitalisasi Teluk Benoa ini adalah konsep
green development yang diusungnya. Sedimentasi yang sudah parah terjadi
di Teluk Benoa akan dibersihkan sehingga hewan laut dapat hidup lagi di
dasarnya. Aliran sungai yang bermuara di Teluk ini akan lancar kembali.
Hutan mangrove yang mengelilingi teluk ini juga akan lebih mudah tumbuh
setelah sedimentasi dibersihkan. Dengan begitu abrasi yang selama ini
menerjang Bali akan berkurang.
Dengan dilaksanakannya Revitalisasi Teluk Benoa, usaha milik masyarakat teluk dan tanjung Benoa dapat meningkat antara US$1.000 – US$5.000
per tahun. Proyek ini juga akan menyerap sedikitnya 200.000 tenaga
kerja. Akan ada penambahan sekitar 1-2 juta turis mancanegara yang
berkunjung ke Bali. Secara langsung Revitalisasi Teluk Benoa akan membawa dampak peningkatan perekonomian Bali dan menaikkan kelasserta kualitas wisata Bali.
No comments:
Post a Comment