Wednesday, March 11, 2015

Tokoh Adat Gelar Sembahyang Dukung Revitalisasi

INILAHCOM, Jakarta - Tokoh masyarakat dan ketua adat se-Bali, Kamis (5/3) kemarin menggelar sembahyang di lima Pura demi mendukung Revitalisasi Teluk Benoa. Hal itu dilakukan dalam rangka memohon petunjuk pada yang maha kuasa agar rencana revitalisasi diberi kemudahan.

"Sebanyak 120 orang perwakilan tokoh adat dari seluruh daerah di Bali, dari Jemprana, Tabanan, Gianyar, Karang Asem, Singaraja dan lain-lain sembahyang kepada Tuhan di 5 Pura. Kami meminta kepada Tuhan agar Revitalisasi Teluk Benoa segera terrealisasi," ujar Tokoh masyarakat Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Ranten saat dihubungi, Jumat (6/3/2015).

Menurutnya, meski pembangunan tersebut sudah direncanakan, namun hal itu tetap harus petunjuk sang pencipta. Sehingga dilakukan sembahyang diharapkan agar pemerintah tidak lagi menunda-nunda realisasi revitalisasi Teluk Benoa.

"Segera saja laksanakan lewat PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) biar cepat selesai, masak sudah dua tahun ini belum juga dimulai," katanya.

Ranten mengatakan, ia bersama 3 juta masyarakat Bali mengaku siap mengawal dan menjamin keamanan pelaksanaan proyek Revitalisasi Teluk Benoa.

"Pemerintah tidak perlu khawatir dengan aksi demo segelintir masyarakat yang menolak. Demo itu sudah lewat, masak orang demo cuma 4 orang," katanya.

Tokoh masyarakat Bali lainnya, Made Derik mengatakan, Revitalisasi Teluk Benoa merupakan program yang bagus. Bukan hanya bagi masyarakat Bali saat ini, tapi juga generasi mendatang.

"Bukan hanya bagi kita sekarang ini manfaatnya, tapi juga anak cucu kita nanti. Secara langsung akan membuka lapangan kerja baru dan penyerapan tenaga kerja masyarakat Bali," katanya.

Made mengaku, anggotanya yang tersebar disemua kabupaten di Bali hingga sekarang turun langsung ke lapangan. Mereka terus mensosialisasikan rencana revitalisasi tersebut.

Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 51/2014 yang membolehkan dilakukan revitalisasi di Teluk Benoa. Dari luas perairan Teluk Benoa yang seluas +/- 1400 hektare, area yang akan direklamasi seluas 700 hektare (50 persen), dan hanya 400 hektare (28,5 persen) yang akan dikembangkan sebagai pusat-pusat wisata yang baru.

Sisanya seluas 300 hektare beserta peraira Teluk Benoa akan didedikasikan untuk ruang terbuka hijau dan fasilitas sosial serta fasilitas umum (fasos fasum). Studi kelayakan bersama yang dilakukan IPB, ITB, UGM, ITS dan Unhas juga menghasilkan kesimpulan, kawasan Teluk Benoa dapat direvitalisasi.[ris]

No comments:

Post a Comment